Selasa, 05 Oktober 2010

KITA TIDAK PERNAH SENDIRI

Saya bingung...
Sampai kapan saya harus seperti ini???
Ada saja hal yang membuat semua niat untuk berubah menjadi terhalang.
Kenapa sih...keinginan daging itu tidak bisa saya atasi???...Kenapa setiap kali saya hanya bisa menuruti semuanya tanpa berusaha untuk mencegah???

Itulah kata-kata yang diucapkan oleh seorang pemuda yang sudah hampir putus asa menjalani hidup dan menghadapi segala kenyataan yang sedang dialami.

Memang sungguh berat untuk kita bisa lepas dari jeratan dosa dan segala yang dunia tawarkan. Bagaimana bisa menolak kalau apa yang ditawarkan adalah sesuatu yang menggiurkan???

Mungkin bagi kita manusia yang serba terbatas, ini adalah satu hal yang mustahil dan dapat dirubah dalam sekejap. Apalagi kalau kita sudah terlebih dahulu menjadi orang yang pesimis.

Kita memang lemah, tapi jangan pernah putus asa untuk menghadapi segala hal yang terjadi. Kita sebenarnya tidak pernah sendiri dalam melangkah menjalani hidup. Ada TUHAN yang selalu dan setiap saat setia menunggu kita untuk datang kepadanya. Hanya saja, kita yang sering kali berusaha untuk menjauhkan diri dari TUHAN dengan segala yang kita lakukan. Jangan pernah ragu akan kebaikannya.

"TUHAN HANYA SEJAUH DOA"
Datang ke hadirat-Nya...dan minta serahkan segalanya kepada TUHAN. minta TUHAN menyertai segala usaha yang kamu lakukan untuk terus berubah.

Minggu, 03 Oktober 2010

KENAPA HARUS MENUNGGU UNTUK BERUBAH???

Terkadang sesuatu datang tanpa kita sadari. Namun kita baru bisa sadar ketika hal itu sudah terjadi. Seperti halnya dalam hidup manusia yang terkadang mau melakukan sesuatu ketika sudah ada hal yang kita alami. Contoh besarnya tentang perubahan di dalam hidup. Pertanyaan yang sering kita temui ialah "KAPAN KITA BISA BERUBAH"

Apakah perubahan itu terjadi ketika kita mengalami hal yang tidak kita inginkan???...Atau perubahan itu terjadi ketika kita dalam kesusahan???
walaupun kita telah mengetahui semuanya ini, namun kita masih saja tidak menganggap kalau hal ini adalah sesuatu yang cukup serius.

ketika kita berpikir bahwa perubahan itu terjadi saat kita mengalami kesusahan, maka kita salah besar. Sesungguhnya kita diberikan waktu yang cukup banyak oleh TUHAN agar kita bisa melakukan perubahan dalam hidup kita. Akan tetapi kita tidak pernah menyadari bahwa TUHAN itu telah memberikan semuanya itu kepada kita.

oleh sebab itu, ketika kita dihadapkan dengan masalah barulah kita berteriak kepada TUHAN bahkan menganggap segala yang terjadi dalam hidup kita hanyalah ketidak adilan. Padahal kita sendiri yang tidak pernah peka dengan segala sesuatu yang kita alami.

Menunggu untuk berubah bukanlah hal yang baik yang bisa kita lakukan,,,,belajarlah untuk lebih peka terhadap apa yang menjadi rencana TUHAN untuk hidup kita. Jangan sampai kita terlambat untuk melakukan perubahan akan hidup kita. karena kalau kita terlambat, kita hanya membuang-buang waktu yang cukup berharga itu, untuk sesuatu yang lebih baik.

Rabu, 15 September 2010

KEHIDUPAN DOA

Terkadang kita merasa bahwa hidup ini adalah suatu jalan yang begitu sulit untuk dilalui, namun untuk beberapa orang, hidup ini merupakan suatu hal yang mudah....santai dan tidak sulit untuk dijalani kalau dihadapi dengan santai pula.

Namun kita sendiri tidak sadar bahwa hidup itu tidak selamanya mudah dilalui dan tidak selamanya sulit untuk dijalani. Ada waktunya kita berdiri pada posisi yang mudah dan ada waktunya kita juga berdiri pada posisi yang sulit. Dari kedua hal ini, kita memiliki ekspresi yang berbeda juga dalam memahami arti yang sebenarnya tentang hidup itu.

Ketika kita pada posisi yang baik, kita menganggap Tuhan itu baik pada kita akan tetapi kita tidak pernah bersyukur atas kebaikan itu
Ketika kita pada posisi tidak baik, kita mengaggap bahwa Tuhan itu tidak baik dan selalu memberikan kita cobaan.

Padahal kalau mau dilihat dan dicermati lagi lebih jauh maka kita akan mengerti apa sebenarnya maksud Tuhan memberikan segalanya itu kepada kita untuk dilalui.

Seperti halnya DOA.
Ketika kita dalam posisi yang baik, kehidupan DOA kita menjadi menurun bahkan sampai hilang kebiasaan DOA tersebut padahal Tuhan telah memberikan yang terbaik kepada kita.
Ketika kita dalam posisi yang tidak baik barulah kita mau datang ke hadirat Tuhan untuk bersekutu dengan Dia melalui DOA.

Padahal kita tahu bahwa DOA itu sendiri nafas hidup orang percaya.
Itulah alasan mengapa DOA itu merupakan suatu hal yang penting dalam hidup kita. Da jangan pernah menganggap Tuhan itu tidak baik ketika kita diijinkan mengalami hal yang sebenarnya tidak harus kita alami. Lihat lagi apa makna dibalik semuanya itu, karena Tuhan punya maksud tersendiri yang telah Ia rancang untuk kehidupan kita

Ingat kalau hidup ini bagaikan roda yang terus berputar yang terkadang menempatkan kita di atas dan terkadang dibawah

Rabu, 25 Agustus 2010

AMBON ISLAND

Ambon Island adalah bagian dari Kepulauan Maluku Indonesia. Pulau ini memiliki luas wilayah 775 km2 (299 sq mi), dan pegunungan, baik yang menyiram, dan subur. Ini adalah salah satu dari 3 pulau utama dari Maluku Selatan. Kota dan pelabuhan utama adalah Ambon (1990 pop 275.888)., Yang juga merupakan ibukota provinsi Maluku. Ambon memiliki bandara, dan merupakan rumah bagi Universitas Pattimura, sebuah universitas negeri, dan beberapa perguruan tinggi swasta.


geografi


Pulau Ambon terletak di lepas pantai barat-selatan pulau Seram yang jauh lebih besar. Hal ini pada sisi utara Laut Banda, bagian dari rangkaian pulau gunung berapi yang membentuk lingkaran di sekitar laut. Ini adalah 51 km (32 mil) panjangnya, dan bentuk yang sangat tidak beraturan, karena hampir dibagi menjadi dua. Selatan-timur dan bagian yang lebih kecil, semenanjung (disebut Leitimor) adalah bersatu ke utara (Hitoe) dengan leher yang sempit tanah. kota Ambon terletak di sebelah barat-utara Leitimor, menghadapi Hitoe, dan memiliki pelabuhan yang aman di Teluk Amboyna.

Gunung-gunung tertinggi, Wawani 1.100 m (3.600 kaki) dan Salahutu 1.225 m (4.019 kaki), memiliki sumber air panas dan solfataras. Mereka adalah gunung berapi, dan gunung-gunung Uliaser pulau tetangga, gunung berapi punah. Granit dan batuan serpentin mendominasi, namun pantai Teluk Amboyna kapur, dan berisi gua stalaktit.

daerah Liar dari Pulau Ambon ditutupi oleh hutan hujan tropis, bagian dari ekoregion hutan hujan Seram, bersama-sama dengan tetangga Seram. Seram, Ambon, dan sebagian besar Maluku merupakan bagian dari Wallacea, kelompok pulau-pulau Indonesia yang dipisahkan oleh air yang dalam baik dari benua Asia dan Australia, dan tidak pernah dikaitkan dengan benua-benua oleh tanah.

Sebagai hasil isolasi ini, Ambon telah mamalia beberapa adat; burung lebih berlimpah. Keragaman serangga dari pulau itu, bagaimanapun, adalah kaya, khususnya di kupu-kupu. Seashells diperoleh dalam jumlah besar dan beragam. Tortoise-shell juga diekspor.


Sejarah


Pada 1513, Portugis adalah orang Eropa pertama yang mendarat di Ambon, dan menjadi pusat baru untuk kegiatan Portugis di Maluku setelah pengusiran mereka dari Ternate. [2] Portugis, bagaimanapun, secara rutin diserang dari Muslim asli di pantai utara pulau itu , di Hitu tertentu, yang perdagangan dan hubungan agama dengan kota-kota pelabuhan utama di pantai utara Jawa. Mereka mendirikan pabrik pada tahun 1521, namun tidak berhasil mendapatkan memiliki damai itu sampai 1580. Memang, Portugis tidak pernah berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah lokal, dan gagal dalam upaya untuk membangun otoritas mereka atas Kepulauan Banda, pusat produksi pala di dekatnya.

Portugis direbut oleh Belanda sudah di tahun 1605, ketika Steven van der Hagen mengambil alih benteng dan tanpa satu tembakan. Ambon adalah markas besar Belanda East India Company (VOC) 1610-1619 sampai berdirinya Batavia (sekarang Jakarta) oleh Belanda. [3] Tentang 1615 Inggris membentuk sebuah pemukiman di pulau di Cambello, yang mereka ditahan sampai 1623, ketika dihancurkan oleh Belanda. Penyiksaan mengerikan yang dialami penduduk yang malang yang berhubungan dengan kehancuran. Pada 1654, setelah negosiasi tanpa hasil banyak, Oliver Cromwell terpaksa Provinsi Serikat untuk memberikan jumlah 300.000 gulden, sebagai kompensasi kepada keturunan orang-orang yang menderita dalam "Pembantaian Ambon", bersama-sama dengan Manhattan. [4] Pada tahun 1673 penyair John Dryden diproduksi nya tragedi Amboyna; atau Cruelties Belanda ke Bahasa Inggris Merchants. Pada tahun 1796 Inggris, di bawah Laksamana Rainier, ditangkap Ambon, tapi kembali ke Belanda pada perdamaian Amiens, pada tahun 1802. Itu direbut kembali oleh Inggris pada tahun 1810, tapi sekali lagi dikembalikan ke Belanda pada tahun 1814. Ambon digunakan untuk menjadi pusat produksi cengkeh dunia, sampai abad kesembilan belas, Belanda melarang pemeliharaan pohon-cengkeh di semua pulau-pulau lain tunduk pada aturan mereka, dalam rangka untuk mengamankan monopoli ke Ambon.

Selama periode Belanda, kota Ambon kursi warga Belanda dan komandan militer Maluku. Kota ini dilindungi oleh Fort Victoria, dan 1911 Encyclopædia dicirikan sebagai "sebuah kota kecil yang bersih dengan jalan-jalan yang luas, baik ditanam". Populasi dibagi menjadi dua kelas Orang burger atau warga negara, dan Negri Orang atau desa, yang pertama menjadi kelas asal asli menikmati hak istimewa tertentu yang diberikan kepada nenek moyang mereka oleh East India Company Belanda tua. Ada juga, selain Belanda, beberapa orang Arab, Cina dan beberapa pemukim Portugis.

Ambon kota adalah situs dari sebuah pangkalan militer utama Belanda, yang direbut dari pasukan Sekutu oleh Jepang dalam Pertempuran Ambon (1942), selama Perang Dunia II. Pertempuran itu diikuti oleh eksekusi lebih dari 300 tahanan Sekutu, dalam pembantaian Laha.

Indonesia merdeka pada 1945. Sebagai hasil dari ketegangan etnis dan agama, serta Presiden Sukarno membuat Indonesia sebuah negara yang tersentralisasi, Ambon adalah tempat pemberontakan terhadap pemerintah Indonesia, yang mengakibatkan pemberontakan Republik Maluku Selatan pada tahun 1950.


Ekonomi

Singkong dan sagu adalah tanaman utama, yang juga termasuk sukun, tebu, kopi, kakao, lada dan kapas. Selain itu, berburu dan memancing suplemen diet lokal. Pala dan cengkeh, yang setelah tanaman ekspor yang dominan, namun kini diproduksi dalam jumlah terbatas. Kopra juga diekspor. kayu Amboina, diperoleh dari pohon lokal (Pterocarpus indicus) dan sangat bernilai untuk kayu hias, kini sebagian besar tumbuh di Seram.

MARGA-MARGA DI AMBON

MARGA AMBON merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai di belakang nama depan masyarakat Ambon/Maluku. nama marga disini belum mencakup seluruh nama marga Maluku Utara dan Tenggara

Di Indonesia timur, nama marga biasa disebut FAM, yang menunjukan pengaruh dari bahasa Belanda. Kata FAM berasal dari kata FAMILIENAAM yang berarti nama keluarga.

Marga di Ambon diambil dari nama keluarga yang digunakan oleh ayah. dDari nama marga Ambon ini, dapat dilihat pengaruh Portugis, Belanda, Jazurah Arab, Spanyol dan Bahasa asli Maluku.

Nama marga ini disusun mulai dari abjad 1 sampai 24

Abednego, Abel, Abarua/Abaroea, Abraham, Abrahams, Abrahamsz, Acher, Ademiar, Adeo, Adjahary, Adolf, Adonis, Adrian, Adrianz, Adrians, Adriaansz, Adrianus, Adtjas, Afaratu, Afdan, Afflu, Afitu, Aghogo, Agudjir, Agustinus, Agustis, Agustyen, Ahab, Ahad, Ahar, Ahiyate, Ahlaro, Ahnary, Ahudora, Ahver, Aihery, Ailerbitu, Ailerkora, Ainoli, Aipassa, Airory, Aitonam, Akasian, Akbar, Akel, Akerina, Akhir, Akiaar, Akiary, Akihary, Akipu, Aklafin, Akohillo, Akollo, Akse, Aktalora, Akyuwen (baca:Akiwen), Al, Al Chatib, Alain, Alakaman, Alamon, Alaslan, Alatubir, Alberthus, Albram, Aldama, Alexander, Alfanay, Alfaris, Alfons, Alicaris, Aliputty, Alkatiri, Alkoteri, Allo, Ally, Aloon (baca:Alon), Alopy, Aloumoly, Alputila, Altin, Alvarisi, Alviaro, Alwen, Alwer, Alwy, Alyeru, Alyona, Alyoha, Amahoru, Amamaran, Aman, Amahorseya, Amanapunyo, Amaral, Amarduan, Ambar, Amboki, Amergebi, Amesz, Ameth, Amorhosea, Amos, Ambrosilla, Amunnopunjo, Amuntoda, Anakotta, Anakotapary, Anamova, Anas, Andea, Andies, Andino, Andres, Andrias, Andries, Angelbert, Angels, Angganois, Anggoda, Angkotta, Angkotamony (baca:Angkotamoni), Angkotasan, Angky, Angwarmase, Anidla, Aninjola, Anjarang, Ansiga, Ansora, Anthonio, Anthony, Antormase, Apalem, Apalen, Apanath, Apang, Apeworen, Apitula, Apituley, Aponno, Apopits, Aprian, Aramuda, Arba, Arbaben, Arbol, Arends, Argueble, Aries, Aristarkus, Arjesam, Armando, Arnes, Arnold, Arlooy (baca:Arloy), Aronds, Aropa, Aroran, Artafella, Arts, Arun, Asbay, Aschab, Asohorty, Asry, Assegaf, Assel, Astan, Asthenu, Aswaly, Asyeram, Atapary, Atbar, Atiby, Atihuta, Attamimi, Aucheyeny, Augustyn, Aunalal, Auratu, Aurima, Aurmartin, Awear, Awirano, Ayal, Ayawaila, Ayhery, Ayhuan, Ayuba,Werinkukly


Bachta, Baco, Bacory, Badelwair, Badmas, Baersady, Bager, Bahasoan, Bachmid, Bain, Bairatnissa, Bairo, Bakarbessy, Bakhwereez, Bakker, Bakridi, Ballan, Ballo, Bally, Balryan, Balsala, Balseran, Balthazar, Balvid, Bamatrao, Bämfer, Baora, Baragain, Baransano, Barao, Barendz, Bareto, Barfeny, Barger, Barkeij, Barlola, Barloy, Barmella, Barnabas, Barons, Baros, Barry, Bartolomeus, Barutressy, Barza, Basafin, Basalamah, Bayan, Basry, Bassay, Basteirn, Bastian, Batceran, Batcori, Batdjedelik, Batfeny, Batfian, Batfin, Batfyor, Batho, Batidas, Batkunde, Batlajery, Batlayeri, Batlyel, Batlyeware, Batserin, Batsira, Batsyory, Battisina, Batto, Batwael, Batuwael, Batyefwal, Bazar, Bazari, Bazergan, Beay, Beffers, Beilohy, Bejarano, Belay, Belder, Belegur, Belen, Belena, Beljaky, Beljeur, Belmin, Belmondo, Belnard, Belseran, Belson, Belwain, Benlas, Benaino, Benamen, Benedijk, Beneto, Benjamin, Benson, Bento, Benyernakor, Berhitoe atau Berhitu, Bernadus, Bernhard, Bernard, Bernts, Bersaby, Bersalei, Beruat, Besan, Bessy, Betaubun, Betoky, Bianchi, Bicoli, Biet, Bille, Binbaso, Binnendijk, Bin Sulaiman, Binsye, Bin umar, Birahy, Bision, Blijlevens, Blukora, Bobero, Bobeto, Boca, Bochi, Boften, Boger, Bohoekoe Nam Radja, Boina, Boinsera, Boky, Bolisara, Bonara, Bonsalya, Boogart, Borges, Borlak, Bormassa, Boroson, Borrel, Borolla, Borut, Bosko, Bothmir, Botter, Bouwens, Breekland, Bremeer, Bria, Bruhns, Bruigom, Buano, Buarlely, Buchaer, Builder, Buiswarin, Bukop, Buloglatna, Buloroy, Bunjanan, Burnama, Bwariat, Buarnirun,


Caarsten, Caian, Callahan, Calvari, Camerling, Cao, Capobianco, Carelsz, Carliano, Carmiago, Carolus, Castera, Castillo, Castro, Cecene, Ceda, Chakenota, Chatib, Cheiongers, Chello, Chera, Chevais, Chostantinus, Chrisaldo, Christabel, Christen, Christiaan, Christo, Christoffel, Christopher, Cie, Claus, Cobis, Coendraad, Cohen, Collins, Cols, Coly, Comul, Conoras, Consina, Corputty, Corneille, Cornelis, Correa, Courbois, Coveka, Cramer, Crola, Cuana, Cupoano


da Costa, da Gomez, da Queljoe (atau de Quelju), Dahoklory, Damava, Dandel, Daniel, Daniels, Darany, Darato, Dario, Darisera, Darkay, Darmau, Darsantor, Dasfordate, Dasletty, Dasmasela, Dasola, da Silva, da Sousa, Dates, Dally, Dadiara, Datty, Dauole, David, Davidz, Dawan, Day, Dayera, Deay, Debanche, Deil, de Barrito, de Bell, de Boer, de Bree, de Britto, de Brund, de Carvalho, de Eng, de Elie, de Feniks, de Flart, Defnada, de Fretes, de Gier, de Graaf, de Haas, de Haart, de Houtman, Deis, de Jesus, de Jong (atau de Yong), de Joseph, de Kates, de Keyzer, de Klerek, de Kleric, de Kooc, de Kock, de Kroes, de la Luz, de la Rosa, de Leeuw, del Gado, del Viga, de Lima, Delly, de Lopez, de Lozari, de Ornay, Demny, den Brave, Denwaklera, Deny, Deo, de Powes, Deraukin, Deres,derun, Derhaag, Deriksen, Derikson, Derlauw, Derlen, Derman, de Retna, Dery, de Rooij, de Rozary, de Silo, de Sily, de Sirat, de Soysa, Devenubun, de Vette, Devo, de Vreede, de Wanna, Dewis, Dhia, Diasz (atau Dias), Diaz, di Crus, Digison, Dikroes, Dilago, Dilear, Dileer, Diller, Dino, Dinuth, Diover, Dirk, Dirklalean, Dirksz, Dirlyenune, Disera, Ditiomase, Dagang, Djafry, Djawa, Djakaria, Djamdjik, Djelagay, Djelau, Djengkel, Djervui, Djermor, Djerol, Djetul, Djibrael, Djilarpoin, Djonler, do Amaral, do Andres, Dobred, Dohasair, Dolhalewan, Domingus, Domlay, Dobbert, Dobertd, Dolaitery, Doles, Dolita, Dolkapi, Doludy, Dolwoy, Dominggos, Dompeipen, Dopiando, Doppert, Doren, Dorseis, dos Reis, dos Santos, Doter, Dousee, Drachman, Drees, Drimol, Drost, Duarmas, Dula, Dumatubun, Dumgair, Duparlira, Dwicaprie,


Ealpis, Edberth, Edward, Effelewn, Effroean (baca:Efruan), Efluar, Efraim, Egberth, Eideul, Eirumkuy, Eiwury, El, Elake, Elaury, Eleujaan, Eleuwarin, Elier, Elmas, Elanor, Elath, Eliesen, Elkel, Elle, Ellias, Elfarin, Elminero, Elsiba, Elsoin, Eluwart, Elte, Elwarin, Ely, Elly, Elyaan, Embisa, Emola, Emor, Empra, Emray, Engel, England, Engro, Enrico, Enos, Entamoin, Entaren, Entero, Enus, Eoch, Erbabley, Eremerd, Erlely, Erloor, Ernas, Eropley, Ersaprosy, Erwanno, Esomar, Esrev, Esron, Esserey, Essy, Eteva, Etha, Etiory, Etrial, Ette, Etwiory, Eugara, Evaay, Evamutan, Evert, Ewaldo, Eyale, Eykendorp, Ezauw,


Fader, Fadersair, Fador, Faifet, Falaici, Falauf, Falera, Falermury, Falesco, Falikres, Fallen, Famas, Famney, Fanbrene, Fanumbi, Fanlay, Fangohoy, Faraknimella, Farly, Farneubun, Farsin, Fasse, Fatbinan, Fatfora, Fatlalona, Fatlira, Fatrua, Fatsey, Fatubun, Fauth, Febby, Febesal, Felara, Felay, Feldbrugge, Felndity, Fenes, Feninlambir, Fendjalang, Fenlop, Fenyapwain, Feoh, Fer, Ferlin, Ferdinandus, Fernandez, Fernando, Fernayan, Ferreira, Fesanrey, Fifaona, Fillips, Filmort, Firanty, Firley, Firloy, Fitron, Fiumdity, Flohr, Flontin, Flora, Floris, Flory, Fofid, Fol, Folatfindu, Foor, Foraly, Forfan, Forinti, Formes, Forno, Forwet, Fower, Frabes, Francis, Franciz, Frandescolli, Frans, Franciscus, Franssisco, Fransz, Frare, Freely, Freitas, Froim, Fuarisin, Fuller, Fun, Fursima, Futraun, Futural, Futuray,


Gabian, Gabriel, Gaflomi, Gafrin, Gahetto, Gahinsa, Gaite, Gaitian, Gamar, Gamgenora, Ganay, Ganobal, Ganor, Ganza, Garbim, Gardjalay, Gardjey, Garedja, Garera, Garium, Garlay, Garlora, Garpenassy, Garsiana, Gasa, Gasko, Gaspar, Gasper, Gaspersz, Gathal, Gato, Gelagoy, Gelfara, Genno, George, Geraldi, Geras, Geresi, Gerrits, Geslauw, Ghosaloi, Gigengack, Gill, Gisberthus, Gisedemo, Geassa, Gedoa, Geers, Gerrits, Gerson, Giay, Gilbert, Gimon, Ginzel, Gitler, Giop, Giovani, Givano, Gobuino, Godlieb, Godlief, Goeslaw, Gogerino, Gogus, Gohao, Gohir, Goain, Goleo, Golf, Goliho, Golle, Golorem, Gomes, Gommies (atau Gommis), Gonia, Gonimasela, Gonsalves, Gonzales, Gordan, Gorfan, Gosain, Gosem, Gosjen, Goszal, Gotterys, Goulaf, Graf, Granada, Grasselly, Greni, Griapon, Grisel, Grobbe, Guraici, Gudam, Gurgurem, Gurium, Guslao, Gustam, Gwedjor,


Habel, Habibu (atau Habibuw), Hadler, Hahijary, Haikutty, Hair, Hahury, Hakamuly, Hakapaä, Halamury, Halapiry, Halattu, Halawane, Halawet, Halirat, Hallatu, Haltere, Haliwela, Hallauw, Halos, Haluly, Haluna, Haluruk, Hambaly, Hameda, Hamel, Hamdun, Hammar, Han, Hanavi, Hanca, Hanegraaf, Hanorsian, Haprekkunarey, Haratilu, Harbel, Harbelubun, Hardenberg, Haris, Harlen, Harmen, Harmusial, Harnia, Hartala, Hartety, Hartog, Hartsteen, Hasbers, Haspers, Hassanussy, Hatalaibessy, Hatane, Hataul, Hatharua, Hathelhela, Hatlessy, Hattu (atau Hatu),Hatuala, Hatuleli, Hatuluayo, Hatumena, Hatumessen, Hatuopar, Hatusupy, Hatusupit, Haulussy, Haumahu, Haumalaha, Haumase, Haurissa, Hauwert, Havelaar, Havterheus, Hawaä, Hayat, Hayer, Hayon, Heart, Heatubun, Helaha, Hehalatu, Hehalissa, Hehamahua, Hehamoni, Hehanussa (atau Hehanusa), Hehareuw, Heharu, Heideman, Heikoop, Heipary, Helaha, Heldernisse, Helermuri, Heleryoka, Helewend, Heljanan, Helma, Helnia, Helokil, Helola, Heluth, Helwed, Helweldery, Hemar, Hemas, Henamony, Henan, Henaulu, Hendrick, Hendriks, Hendriksz, Hendrikus, Hendry, Henera, Hengkessa, Hengst, Hengtz, Henriques, Herana, Herbawal, Herekly, Heremkuy, Herin, Heriola, Herling, Herluly, Herman, Hermanus, Hermarna, Hermeling, Hernauw, Herpiou, Herus, Hetharie, Hetharia, Hetharion, Hetharua, Hetiahubessy (atau Hitahubessy), Heumasse, Heumassy, Heuvelman, Heyer, Hgairtety, Hiamor, Hiariej, Hidioniki, Hilaul, Hiola, Hiteler, Hitalessy, Hitijahubessy (atau Hetiahubessy), Hitipeuw, Hitiyambessy, Hitrihon, Hitto, Hilaul, Hiskia, Hitalesiakwany, Hitirissa, Hiulruur, Hiwy, Hlacronarey, Hnyeur, Hoamoal, Hoffmeester, Hogendorp, Hokeyate, Holeino, Hong, Holatila, Holika, Holle, Hollereer, Holthuisen, Homase, Hommy, Hong, Honorsian, Hoor, Hoppus, Horaszon, Hordembun, Horeyaam, Horhoruw, Horosio, Horts, Horsael, Horsair, Horst, Horu, Hosea, Host, Hotjum, Huath, Hüffner, Huibers, Huik, Huily, Huka, Hukom, Hukunala, Hulkiawar, Hully, Huliselan, Huniake, Hunila, Huninhatu, Hunitetu, Hunsam, Hurasan, Hurlean, Hurry, Hursepuny, Hursina, Hursup, Hurta, Hurwiora, Husen, Husein, Hutubessy, Hutuely, Huwaa, Huwae,


Ibkar, Icona, Ihalauw (atau Ihalahu), Ilella, Ilely, Ilery, Imasuly, Imea, Imkorle, Imlabla, Immink, Imoliana, Imsula, Imuly, Inanosa, Intopiana, Ipaenem, Ipol, Irapanussa, Iraratu, Irkey, Iriley, Irloy, Irmuply, Isaac, Iscandario, Ischa, Ishak, Iskiwar, Ismael, Isran, Istia, Italilpessy, Itamar, Itapaty, Itramury, Iwamony, Iwane, Iwar, Iyarmasse, Iyay, Iyon, Izaach, Izack


Jacob, Jacobs, Jacobus, Jadera, Jaflaun, Jaftoran, Jahya, Jallo, Jalmav, Jamangun, Jambormias, Jamco, Jamrewav, Jamsaref, Jan, Jansay, Jansen, Janser, Janwarin, Japanjatty, Jaolath, Jasso, Jeflely, Jekriel, Jellira, Jempormiasse, Jempormase, Jennia, Jerfatin, Jermias, Jeremias, Jeroos, Jesayas, Jethro, Jeviwra, Jheo, Jilpupin, Jimando, Jimenez, Jirlay, Jochems, Joel, Johan, Johands, Johansz, Johannes, Johannis, Jojano, Joktimera, Joltuwu, Jonain, Jonathan, Jones, Jongker, Jooce, Joostensz, Joris, Jorna, Joseph, Jotlely, Jozias, Juarsa, Julian, Julis, Jurben, Jurcales, Jurley, Justinus,


Kaary, Kabalessy, Kabilaha, Kabrahan, Kadmaer, Kadtabal, Kafroly, Kahaela, Kahyoru, Kaibobo, Kaidél, Kaihatu, Kaihena, Kailey, Kaillem, Kailola , Kailolo, Kailuhu, Kaimahrela, Kainama, Kaipatty, Kaitjlapatay, Kaitjily, Kajihi, Kakerissa (atau Kakarissa), Kakiailatu,Kakay, Kakiay, Kakihena, Kakesina, Kalabory, Kallaij, Kalqutny, Kamclane, Kamerkay, Kamsy, Kamuala, Kamukalawae, Kanaitang, Kanawa, Kannety, Kanony, Kaplale, Kappuw, Kappy, Kapressy, Karafe, Karanelan, Karatem, Kareis, Karel, Karelaw, Karels, Karesina, Karit, Kariuw, Karmezach, Karolis, Karoni, Karepesina, Karsten, Kartensz, Karual, Karuna, Kary, Karyoma, Kasale, Kasamilale, Kasihiw, Kasihuw, Kasmanus, Kassirsz, Kassiuw, Kastanta, Kastanya, Kastella, Kasten, Kastera, Kastero, Kastra, Kasturian, Katayane, Katipana, Kautjil, Kay, Kaya, Kayadoe atau Kayadu, Kayapa, Kayhatu, Kdise, Kedalil, Keddah, Kefbarin, Keikuhu, Keilalilota, Keisera, Kelanit, Kelderak, Keliobas, Kelilauw, Keljasa, Keljombar, Kelmaskov, Kelrey, Kelyaum, Kempa, Keppy, Karjapy, Kerthy, Keegel, Kerisoma, Kermite, Kerty, Kesaulya, Ketno, Keumasse, Key, Keyer, Khaliqy, Kharie, Kheral, Khoe, Khomaro, Khouw, Khongred, Khurnalla, Kifta, Kikalessy, Kikilaitetty, Kilanresy, Kilbaren, Killay, Killy, Kilywe, Kilmas, Kipuw, Kirans, Kiriwenno, Kirlelya, Kirwelak, Kisenrat, Kissia, Kivert, Klauw, Klavert, Kleden, Klerock, Kloer, Klopfleisch, Knatmera, Kniesmeijer, Knyarilay, Knyarpilta, Koenoe(baca:Kunu), Kofit, Kohinsafun, Kohumarua, Kohunussa, Koimer, Koisine, Kok, Koknussa, Kolahatu, Kolahuwey, Kolakvera, Kolathena, Kolatveka, Kolelsy, Kolessy, Kolibunso, Kols, Komas, Komnaris, Komrey, Komsary, Konhud, Konoralma, Kooiman, Kooistra, Koraag, Koranelao, Korisen, Koritelu, Korlefura, Korlooy, Kormasella, Kornamne, Kornelis, Korsely, Kortefura, Kortman, Koryesen, Korytelu, Koslout, Kostantin, Kosten, Kota, Kotadiny, Kotahatuhaha, Kotalawa, Krestian, Kriekhoff, Krisop, Krois, Kromes, Kronenberg, Kruytzer, Kuara, Kudmas, Kudusia, Kufla, Kuhuail, Kuhuparuw, Kuhuwael, Kuhurima, Kuhurupun, Kuleyevo, Kumbansila, Kundre, Kurais, Kursam, Kusaly,Kusapy, Kustely, Kuswara, Kuvla, Kuypers, Kwakernaak, Kwalomine, Kwanander, Kwarmona,


Laäle, Labalen, Labery, Labobar, Labok, Ladisary, Lafina, Lafuur, Lakburlawal, Lagraduay, Laguhi, Lahale, Lahallo, Laian, Laicerewy, Laidillona, Laikyer, Lailossa, Lailro, Laimesian, Laimeheriwa, Laimena, Laimera, Laimuslo, Lainata, Lainsamputty, Laisina, Laisouw, Laitera, Laiterkuhy, Laitety, Laitjatamu, Laitupa, Lakavin, Lakawael, Lakburlawar, Lakes, Lakfo, Lakuteru, Lakwen, Lala'ar, Lalihitu, Lalopua, Lamany, Lamawitaq, Lambartir, Lambertus, Lamderts, Lameky, Lamera, Lamers, Lamere, Lamerkabel, Lampira, Lendisyem, Langer, Langoru, Lanith, Lanjkatyela, Laodendulukh, Lapia, Laplelo, Lappy, Laratmase, Larjela, Larjerau, Larmokas, Larope, Larser, Larsoba, Larwuy, Laryana, Lasaaly, Lasamahu, Lasano, Lasatira, Lasera, Lasiomina, Lassol, Lastory, Latarissa, Latekay, Latsira, Lattan, Latuael, Latuamury, Latuasan, Latuary, Latubadina, Latuconsina, Latuconsinay, Latue, Latuharhary, Latuheru, Latuhihin, Latuihamallo, Latukaisupy, Latukau, Latukolam, Latukolan, Latulenawael, Latuny, Latupella, Latul, Latulanit, Latulola, Laturua, Latumaelissa, Latumaerissa, Latumahina, Latumairissa, Latumakulita, Latumalea, Latumanuwey, Latumanuseite, Latumapina, Latumeten, Latununuwe, Latupapua, Latupeirissa, Latupella, Latuperissa, Latupraja, Latuputty, Latusia, Lattu, Laturake, Laturette, Laturputty, Latus, Latuserimala, Latusina, Latusinay, Latusallo, Latuwael, Latusuay, Latutubaka, Lauhenapessy, Lauhvy, Laukon, Launuru, Laurens, Laurika, Lausepa, Lausiry, Lauterboom, Lavina, Lavuy, Lawalatta, Lawansuka, Lay, Layabar, Lealessy, Leasa, Leansamputty, Leanwoar, Learity, Leasa, Leasiwal, Leatemia, Leatomu, Lebelauw, Lefmurmuri, Lefta, Leften, Lefteuw, Lefuga, Lefumonay, Lefuray, Legajir, Legrans, Leikawa, Leimeheriwa, Leis, Leitemia, Leihitu, Leimena, Leipary, Leirissa, Leisisel, Leiwakabesy, Leiwier, Leite, Leivitar, Lekahatu, Lekahena, Lekairua, Lekal, Lekalaet, Lekalisa, Lekan, Lekatompessy, Lekawael, Lekenila, Lekerupy, Lekiohapy, Lekiora, Lekipiouw, Lekitto, Lekky, Lekransy, Leksair, Leksona, Lelapary, Leleulya, Leleury, Leliweary, Leliyemin, Lelsury, Lellola, Lellortery, Lemosol, Lenahatu, Lendersz, Lendert, Lenna, Leohena, Leomuda, Leonadal, Leonard, Leonardus, Leonary, Leonlina, Lepertery, Lepith, Lermer, Lerrech, Lernaya, Lerrick, Lerik, Lesbassa, Lesbata/Lesbatta, Lescona, Lesel, Lesiasel, Lesiela, Lesilolo, Lesimanuaya, Lesirollo, Lesnussa, Lesomar, Lesputty, Lessidi, Lessil, Lessiputty, Lessituny, Lessy, Lestaluhu, Lesteru, Lestuny, Lestussin, Leisubun, Letelay, Lethulur, Let-Lei, Letlet, Letlora, Letsoin, Letty, Letwar, Letwory, Leuhena, Leuhery, Leulier, Leundra, Leunufna, Leunura, Leurima, Leuwol, Levi atau Levy, Lewaherilla, Lewahopa, Lewankiky, Lewansorna, Lewantour, Lewaru, Leweheri, Lewenussa, Lewerissa, Lewery, Lewibaker, Lewier, Lewna, Lhaikelota, Lico, Lidiperu, Lieando, Lienatha, Liesay, Ligo, Liklikwatil, Likumahua, Liliefna, Liligoly, Lilihata, Lilisula, Lilinger, Lilipaly, Lilipory, Limaheluw, Limarloy, Limbers, Limehuwey, Limirubus, Limor, Linanséra, Lindray, Linson, Liptey, Lipury, Lirrey, Lisaholeth, Lisapaly, Lisnario, Listeru, Litaay, Litamahuputi, Litilohy, Litwart, Liufeto, Lobemato, Lobwaer, Loby, Lobya, Lodar, Lodarmase, Lodrigus, Loemalesil, Lohy, Loilar, Loimalitna, Loimehiapy, Loirouw, Loisa, Loisoklay, Loiurro, Loka, Lokarleky, Lokollo, Lokra, Lolinwafan, Lomera, Lomesliden, Londer, Londin, Longaris, Loomeyer, Looy, Lopes, Loppies, Lopuhaä, Lopulalan, Lopulissa, Lopumeten, Loran, Loreabelo, Lorenzo, Lores, Loropatty, Loros, Lorwens, Losepta, Loswetar, Lotsepta, Lotusyera, Louhenapessy, Louhanapessy, Louhatapessy, Louhattu, Louhery, Loukasi, Louirro, Louis, Loulolia, Loupatty, Loupias, Lourensz, Louth, Loutwaviokar, Louw, Lowaer, Loyra, Luamasse, Luanubun, Lucas, Ludimera, Lufkey, Luhu, Luhukay, Luhulima, Lukmetiabla, Lukukay, Luis, Lukas, Lumamuly, Lumanon, Lumapooy, Lumatalale, Lumatenine, Lumoly, Lumona, Lumuly, Lumyar, Lundberg, Lurika, Lusikooy, Lusnarnera, Luther, Luturdas, Luturmas, Luturkey, Luturya,


Maäda’el, Maäil, Maähury, Maälette, Maänary, Maäsuly, Maätita, Maätitaputty, Maätitawaer, Maätoke, Maäturwey, Machmara, Macora, Macsurella, Madelis, Madethen, Madrach, Madubun, Madura, Maelissa, Maerissa, Ma'foloi, Maghyn, Magista, Magistroy, Magoher, Mahakena, Mahoklory, Mahu, Mahubessy, Mahulete atau Mahulette, Mahupale, Mahwil, Maici, Maifor, Maigoda, Maiheuw, Maihoram, Maik, Mailera, Mailissa, Mailoa, Mailopuw, Mailuhu, Mainake, Mainaky, Mainasse, Mainasy, Maintor, Maipau, Mairera, Mairuhu, Maitale, Maitha, Maitimu, Maituni, Makahinda, Makalew, Makalaypessy, Makapuan, Makarawe, Makasenda, Makatey, Makatita, Makeralo, Makewe, Makooy, Malagwar, Malaihollo, Malaka, Malakauseya, Malaluhon, Malawat, Malawau(w), Male, Maleas, Malesi, Malinder, Malioy, Malirafin, Malirmasele, Malkus, Malloly, Mallur, Maloas, Maloka, Maloky, Malonsilly, Mamaga, Mamisa, Manait, Manakane, Mancino, Mandalise, Manderos, Mandessy, Mandry, Manduapessy, Mangar, Mangera, Mangidano, Manginsela, Manila, Manilet, Manintamahu, Manipa, Manina, Manlany, Manoppo, Mansanaris, Mansilety, Mantauw, Manthol, Mantouw, Mantulameten, Manuel, Manuhutu, Manufury, Manukelle, Manukiley, Manukily, Manupassa, Manuputti atau Manuputty, Manusama, Manusiwa, Manzari, Maollo, Mapussa, Maraje, Marangkey, Marantika, Marantha, Marasabessy, Marcus, Mardia, Mardjan, Marer, Mareray, Maressy, Maretray, Marian, Marguly, Mariaveny, Marino, Maris, Marlay, Marolan, Maromon, Marloune, Marlovolin, Maros, Marsela, Marthens, Martora, Maryanan, Marlissa, Marmusial, Maromon, Marshall, Marsolo, Marthen, Marthinus, Marthius, Maruanaja atau Maruanaya, Marunuela, Marwa, Maryate, Masado, Masbait, Masella, Masesua, Masiglat, Masloman, Maspaitella, Masriat, Masrikat, Massa, Massen, Mas'ud, Matahelumual, Matahurilla, Matakena, Matakupan, Matalatta, Matalatua, Matanassy, Matapere, Matatula, Matauseya, Materay, Matena, Matero, Matheis, Matheos, Matheus, Matinahoruw, Matitahmeten, Matimau, Matmey, Matinahoru, Matital, Matitaputty, Matloa, Matly, Matruthe, Matrutty, Mattale, Mattinahotuw, Matuahitimahu, Matulesia, Matualessy atau Matulessy, Matusea, Matuanakotta, Matumona, Matulty, Maturan, Maturbongs, Matuwalatupauw, Matwear, Mauauth, Mauberg, Maudara, Mauhema, Maulanny, Maulias, Mauressy, Maurits, Maussa, Mautheis, Mauweng, Mawara, Mawetarsz, Mayahy, Mayano, Mayaut, Mayers, Mayor, Mawa, Meckel, Mehedila, Mehen, Mehiwarleky, Mehmorlay, Mehmory, Meifarth, Meikdely, Meilenzun, Melaira, Meliezer, Melmambessy, Melsadalim, Melsasail, Melwaer, Menahem, Mendes, Mendoza, Menora, Merdio, Merweer, Mesack, Mesdila, Mesliden, Mesloy, Messa, Metalmely, Metaloby, Metanleru, Metekohij, Metekohy, Metehelemual, Metiary, Metihary, Metiora, Metjikit, Metrian, Meturan, Meute, Meyano, Meyer, Mezack, Michael, Milasintia, Mina, Minaelt, Minaely, Mioch, Miog, Mirlauw, Miru, Mirulewan, Missy, Moeri, Moers, Mofun, Moksen, Molana, Moll, Mollé, Molly, Monaten, Mondjil, Moneay, Moniharapon, Monipola, Monny, Montefalcon, Mora, Moreo, Mores, Morette, Morgan, Morios, Morsen, Moryaan, Mosez, Mosse, Mouren, Mouw, Mbouw, Mozes, Mual, Muges, Mulud, Mularen, Mulder, Muller, Munster, Muriolkossu, Murjani, Musaad, Musila, Muskita, Muskitta, Mustamu, Mustany, Mutlay, Muya, Musly,


Nafali, Naflery, Nahaklay, Nahumarury, Nahumuri atau Nahumury (atau Tuanahumury), Nahumarusy, Nahusuly, Nahusona, Nahuway, Naim, Nalhonam, Nampasnea, Namserna, Namuru, Nanariain, Nendissa, Nanlessy, Nanlohy, Nanulaitta, Nanuru, Nanusella, Naraya, Narayaman, Nares, Naressy, Narmo, Naroly, Narua, Narwadan, Narwawan, Naryemin, Nasela, Naskay, Nasarany, Natan, Natar, Natasian, Natjikit, Natlayer, Natten, Natro, Nauwe, Navan, Nebar, Nettana, Nicolaas, Nicolay, Niker, Nitakessy, Nitalessy, Nelson, Nife, Nikodemus, Nindatu, Ninkeula, Nisaf, Nital, Nendissa, Nengkuela, Nengkuelya, Nererain, Nerwel, Nesar, Neva, Neyte, Ngelyaratan, Ngabalin, Ngaderman, Ngamel/Ngamelubun, Nifmaskossu, Nicijuluw (baca:Nikiyulu), Nirahua, Nisdoam, Nivaan, Noach, Noble, Nokpay, Nonmafa, Norimarna, Norwens, Notty, Nova, Novira, Noya (atau Noija, baca: Noiya), Nugracia, Nuhuyanan, Nukuhehe, Nuniary, Nunlehu, Nunumete, Nurlatu, Nurlette, Nurtanio, Nurue, Nusaly, Nussy, Nusatjasi, Nusawakan


Obhetan, Octavians, Oefy, Oersepuny, Ofan, Ohello, Ohoilean, Ohoiledjaan, Ohoiledwarin, Ohoimar, Ohoiner, Ohoira, Ohoirenan, Ohoitavun, Ohoiulun (baca: ohoi-ulun), Ohoiwirin, Ohoitenan, Ohoiyuf, Ohorella, Ohman, Oilira, Oita, Oktosea, Okra, Oladasi, Olamando, Olczweski, Olinger, Olislager, Oliver, Olivier, Oliviera, Olkteseja, Omaratan, Omega, Onaola, Onardo, Onarely, Onarloy, Ondy, Ongels, Ongirwalu, Ongkers, Onoly, Oosterhuis, Oppier atau Opir, Oraile, Oranje, Oraplawal, Oraplean, Oratmangun, Orindalim, Orno, Orun, Ory, Oryoin, Oshaer, Osleky, Ospara, Oszaer, Otmudy, Otta, Oudshoorn, Oybur,


Paaijs atau Paays, Paca, Pahar, Paija, Paihra, Pairhy, Pakaila, Pakaless, Pakkel, Pakniany, Palain, Palajo, Palapessy, Palpialy, Palencar, Paliaky, Palias, Palica, Palijama atau Palyama, Palijate, Palipus, Palisoa, Palpia, Pamounda, Panco, Panjaito, Panpalares, Papilaya (atau Papilaja), Parera, Parety, Parewang, Pariama, Pariela, Parihala, Parinama, Parintah, Parinussa, Pariuri atau Pariury, Parjer, Paron, Parura, Pary, Pasalbessy, Pasanea, Paselima atau Passelima, Pasinau, Pasla, Passa, Passal, Passau, Passumain, Patawaria, Patehaduan, Patjanan, Patras, Patrouw, Pattalala, Pattawala, Patti, Pattianakota, Pattiapon, Pattiata, Pattiiha, Pattihahuan, Pattiheuwean, Pattikairatu, Pattikawa, Pattileamonia, Pattileraonia, Pattileuw, Pattilima, Pattilouw, Pattimahu, Pattimaipauw, Pattimukay, Pattinama, Pattinasarani atau Pattinasarany atau Pattinaserany, Pattinaya, Pattinussa, Pattipawaej, Pattipeilohi atau Pattipeilohy atau Pattipilohy, Pattipeiluhu, Pattirajawane, Pattirane, Pattirousamal, Pattiruhu, Pattisahusiwa, Pattisamalo, Pattisapacoly, Pattiselanno, Pattiserliun, Pattiasina, Pattisinay, Pattisia, Pattisina, Patsina, Pattiwael, Pattiwaelapia atau Pattiwaellapia, Pattimura, Pattiusen, Pattotmen, Patty, Pattynama, Paturia, Paul, Paulain, Paulus, Paulusz, Paunno, Payara, Pay,Payapo,Payer, Payessy, Pea atau Peea, Peca, Pehino, Peilouw, Peimahul, Peisina, Pelamonia, Pelapelapon, Pelapory, Pelasula, Pelaury, Peletimu, Pellata, Pellaupessy, Pello, Pelman, Pelmelay, Pelu, Pelupessy, Pentury, Penny, Penu, Pentura, Perdijk, Peres, Perez, Perkaly, Perklay, Perley, Perloy, Persulessy, Pertafun, Pertuack, Perulu, Peseletehahan, Pesireron, Pesiwarissa, Pesilette, Pessi atau Pessy, Pesoelima atau Pesolima, Pesurnay, Pesuwarissa, Peta atau Petta, Petrof, Petrusz, Peuohaq, Peweloy, Peyzer, Phillips, Philippus, Pical, Picanussa, Picarima, Picasouw, Picaul, Picaulima atau Piculima, Picauria, Piél, Pieter atau Pieters, Pieterst, Pietersz, Pieris, Pieritsz, Pikason, Pilando, Pinoa, Piris, Piries, Pirsouw, Pisarahu, Pitna, Pitoty, Pitries, Pocerattu, Pocomase, Pohirey, Pohwain, Poipessy, Pokar, Pokomasse, Pokrena, Polari, Polhaupessy, Pollatu, Polnaya, Polsiary, Polway, Polyn, Pomeo, Poniskory, Pony, Popla, Pookey, Pooroe, Porce, Porfchy, Porkily, Porlary, Porloy, Pormes, Porsche, Porsiana, Porsisa, Porudara, Porulery, Porwaila, Porway, Postema, Postma, Potoruw, Prans, Pronk, Proprey, Prossy, Proym, Pruat, Puiledway, Puimera, Pulumahuny, Pupella, Purimahua, Putinela, Putiheruw, Putirulan, Puttileihalat, Puttineta, Puttiray, Putuhena, Puturuhu, Puyamna, Pynuslan,


Que, Queljoe, Quezon


Rachil, Rada, Radamussa, Radiena, Radjabaycolle, Radjawane, Radjoelan, Rafael, Rafel, Rafupaira, Ragalomi, Rahabav, Rahabeat, Rahadad, Rahaded, Rahado, Rahael, Raha'il, Rahajan, Rahakbauw, Rahalob, Rahanar, Rahankey, Rahaor, Rahanra, Rahansikwer, Rahanten, Rahantoknam, Rahawarat, Rahawarin,Rahareng, Rahayaän, Rahalus, Rahangier, Rahangmetan, Rahankuren, Rahansamar,Rahanratu,Rahentus, Rahanwatty, Rain, Rainony, Raja Boean, Rajab, Rajawane, Ralahallo, Ralahalu, Rambers, Rambino, Ramchic, Ramon, Ramondo, Ramschie, Ranbalak, Raneld, Ranguly, Ranno, Ranolat, Raprap, Rarsina, Ratila, Ratissa, Ratsehaka, Ratsina, Ratte, Ratuadan, Ratuhalin, Ratukoten, Ratulohain, Ratulohoren, Raturomon, Ratuteher, Raude, Ravales, Raviv, Rea, Reane, Reawaruw, Reasoa, Rebiltaban, Recy, Redonov, Reeyk, Reffialy, Refilely, Refilteman, Refra, Refualu, Refun, Refwalu, Regel, Regent, Rehatalanit, Rehalat, Rehatta, Rehiary, Reihara, Reilely, Reimas, Reinhard, Reinould, Reintjes, Reiper, Reitiwal, Reken, Relew, Relmasira, Remialy, Remkes, Remmona, Rendat, Ren-El, Renfan, Renfarak, Rengil, Rengirit, Renhoar, Renhoran, Renhoat, Renhuard, Reniban, Renleeuw, Renmaur, Renmeuw, Renolat, Renoult, Renrusun, Rentor, Rentua, Renuf, Renuw, Renvav, Renwarin, Renwer, Renwet, Renyaän/Renjaän, Renyut, Reras, Rerebain, Reressy, Rerinne, Rering, Reyaän, Rery, Resare, Resbal, Res-El, Reselwab, Residay, Resie, Resilowy, Resimery, Reslanut, Reslev, Resley, Resmol, Respessy, Resubun, Resubunjaän, Resubunwarin, Ressel, Ressok, Restuny, Retuadan, Retraubun, Rettob, Reunussa, Revalo, Revo, Revualo, Rewaru, Rey, Reyez, Reyk, Reyth, Rheebok, Ria, Riamlias, Ribock, Richard, Rici, Ridtjab, Rieuwpassa, Rihna, Rihulay, Rijoly, Rikiwelas, Rikumahu, Rirlherta, Rinsampessy, Riri, Riry, Ririasa, Ririhatuela, Ririhena, Ririmasse, Ririmasu, Riripoy, Riry, Rirsouw, Risahondua, Risakotta, Risamassu, Risamena, Risambessy, Risampessy, Risapori, Risreuw, Risteruw, Ritananuku, Ritawaemahu, Ritho, Ritiauw, Rivai, Riyanda, Road, Roberth, Roberto, Röder, Rodja, Rodriguez, Roffe, Roge, Roirelmasira, Rolas, Rolobessy, Romean, Romalaha, Rombaello, Romeon, Rommer, Romera, Rometna, Romhery, Romkeny, Romlioni, Romlus, Romode, Romohoira, Romrainy, Romsery, Romumoij, Romtia, Romuty, Roos, Rooy, Ropena, Rorafuy, Rorainy, Rorano, Rosen, Rosevelt, Rosfader, Rossi, Rostary, Rotasouw, Roteltap, Rotobessy, Roxas, Ruael, Ruban, Ruff, Rügebregt, Rugebreith, Ruhukail, Ruhulessin, Ruhulessy, Ruhupessy, Ruhunlela, Ruhunussa, Ruhupatty, Rukka, Ruimassa, Rumalattu, Rumailal (Rumaillo), Rumalaiselan, Rumalaselan, Rumalatea, Rumalewang, Rumaloine, Rumamina, Rumamory, Rumappar, Rumaroeson, Rumasoal, Rumatoras, Rumthe, Rumata, Rumfaan, Rumaf, Rumadery, Rumahenga, Rumaherang, Rumakety, Rumalaiselan, Rumangun, Rumarihu, Rumaruson, Rumasella, Rumatiga, Rumbalifar, Rumbouw, Rumew, Rumfaan, Rumfaf, Rumfot, Rumlaän,Rumlawang, Rumles, Rumlus, Rumngevur, Rumphius, Rumpis, Rumpuin, Rumsory, Rumthe, Rupisiay, Ruslau, Russel, Ruspanna, Russyn, Rusten, Rutumalesi, Rutunalessy,Rumagutawan, Rumtutuly


Saämena, Sabandar, Sabar, Sabonno, Sadrak, Sadsuitubun, Safenussa, Sagena, Sahabudin, Sahanaya, Sahalessy, Sahar, Saharui, Sahertian, Sahetapy, Sahetumby, Sahilatua, Sahlan, Sahuburua, Sahulata, Sahuleka, Sahureka, Sahupalla, Sahusilawane, Said, Saidely, Saija (atau Tuasaija dari Nunusaku. baca: Saiya, Tuasaiya), Saihainenia, Saihitua, Sailapra, Sailele, Saily, Saimima, Saimorsa, Sainafat, Saineran, Sainfalak, Sainlija (baca: Sainliya), Sainyakit, Saipelessy, Sairas, Sairdama, Sairduly, Sairkora, Sairlela, Sairlona, Sairlouth, Sairo, Sairpaly, Sairseta, Saiselar, Saitian, Sairtory, Saklil, Sakliressy, Salahalo, Salahay, Salaka, Salakory, Salamahu, Salambessy, Salambona, Salampessy, Salamena, Salamony, Salamor, Salasiwa, Salatalohi, Salawane, Saliama, Saleky, Salhuteru, Saliha, Salkery, Sallira, Salomon, Salmon, Salosso, Salurilla, Samadara, Samafat, Samal, Samall atau Samallo, Samaleleway, Samanerey, Samar, Samadara, Samasal, Samder, Sameaputty, Samen, Samkay, Samloy, Samly, Samollo, Sampson, Sampulawa, Sampra, Samson, Samual, Samuel, Samusamu, Sanahu, Sanaky, Sanders, Sandert, Sando, Sangaji, Santi, Santiago, Sapacoly, Sapalewa, Sapasuru, Sapia, Saptenno, Sapsuha, Sapsuka, Sapthu, Sapulette, Sapury, Sapya, Saulatu, Saquarella, Sardinson, Sarimolle, Sarioa, Sarkol, Sarloy, Sarmaly, Sarmanella, Sarusway, Sasabone, Sasake, Sasole, Saude, Saulissa, Sauruy, Savsavubun, Saya, Schaduw, Scharlig, Schenkuysen, Schreurs, Schrifen, Schroder, Sedubun/Sedoeboen, Seamiloy, Seane, Seay, Seilano atau Selano, Seimahuira, Seimahuwa, Seipalla, Seipattiratu, Seipattiseun, Seir, Seite, Sekarone, Sekewael, Selanno, Selawa, Selatnaya, Seldjatem, Selgader, Selebes, Seleky, Selfenay, Selkioma, Sella, Selleck, Selra, Selsily, Seltubir, Seluhollo, Selvara, Selvuan, Sem'ula, Senor, Septorday, Septory, Serandoma, Serhalawan, Serin, Seriven, Sermaf, Serpara, Serpiela, Serro, Serumena, Serusiay, Sersian, Sesson, Sesye, Setha, Setty, Seuw, Sewta, Shalom, Siahanenia, Siahaya, Siahaija, Siaila, Sialana, Siane, Sianressy, Siarukin, Sibers, Sichers, Siegers, Sienaya, Sieto, Sifata, Sigin, Sigiora, Sigmarlatu, Sihasale, Sikte, Sikteubun, Sila, Silafona, Silahooij (baca: Silahoy), Silara, Silas, Silawane, Silawanebessy, Silano, Siletty, Silfanay, Silgaden, Silipory, Silkaty, Sillueta, Sillouw, Silooy, Silvera, Simaela, Simatouw, Simao, Simon, Simona, Simson, Sina, Sinamona, Sinatti, Sinay (atau Tuasinay), Singadji, Singerin, Sinia, Sinmiasa, Sintiory, Sinyendir, Siori, Siota, Sipahelut, Sipasulta, Sipiel, Sipolo, Siori, Sirdjoir, Sirken, Sirlay, Sirsobad, Sitanala, Sitania, Sitaniapessy, Siutta, Siwabessy, Siwalette, Sklaressy, Slarmanat, Slassa, Slubyanik, Snall, Snylau, Snyopwain, So, Soakakone, Soares, Sobal, Socnosiwy, Sodefa, Sodlieb, Soentpiet, Sogalrey, Sohilait, Soin, Soindra, Solarbisain, Solehuwey, Soleman, Solemeda, Solefucy, Solgarey, Solinav, Solissa, Solmeda, Solukh,Solsolay, Somae, Somes, Somey, Songbes, Sonray, Sooch, Sopacua, Sopacuaperu, Sopaheluwakan, Sopamena, Sopaoia, Soparue, Soparve, Sopla, Soplatu, Soplanit, Soplantila, Soplely, Soplera, Soplero, Soploy, Soprali, Sorfay, Sorfory, Soriale, Soriton, Sorluri, Sormin, Sormudi, Sorsery, Soruday, Soselisa, Sotja, Souhally, Souhoka, Souhuken, Souhuwat, Souissa, Soukotta, Soukully, Soulinay, Soulisa, Soulissa, Soumeru, Soumete, Soumokil, Soumory, Soumual, Soumulin, Sour, Souripet, Soyem, Spies, Srue, Stanly, Stefanus, Stom (baca Stoom), Suad, Sucelaw, Sula, Suiker, Suitella, Sukur, Suli, Sulilatu, Sumanik, Sumany, Sumreskossu, Suneth, Sunloy, Supulatu, Supusepa, Surey, Suribory, Suripatty, Surker, Surlia, Sutaner, Sutiray, Sutrahitu, Suttela, Suweileh, Syahailatua, Syaharanie, Syaranamual, Syatauw, Syauta, Syelau, Syeramwain,


Tabalessy, Tabavmolu, Tabelssy, Taberima, Taborat, Tackow, Tahalea, Tahalele, Tahamata, Tahanora, Tahapary, Tahiya, Tahitoe atau Tahitu, Tahoes, Tahor, Taihutu, Tail, Tairsobiani, Takahepis, Takarasel, Takarbessy, Takaria, Taker, Takndare, Talabessy, Talahatu, Talahaturuson, Talakua, Talaksoru, Talaksuru, Talanel, Talanila, Talaohu, Talla, Tallane, Tallaut, Talaway, Tamala, Tamaela, Tamalsir, Tamarmans, Tambalangi, Tamher, Tamonob, Tamtelahitu, Tan, Tanahatu, Tanahitumessing, Tanalepy, Tanalisan, Tanamal, Tanee, Tanalea, Tanalessy, Tanasale, Tanate, Tanesya, Tanic, Tanifan, Tanikwele, Taniwel, Tanlain, Tanrobak, Tansora, Tantoly, Tanwey, Tapiheru, Tapilatu, Tapilow, Tarantein, Tarawesi, Tarehy, Tarinathe, Tarumaselly, Tarusy, Tasaney, Tasidjawa, Tassane, Tataperuw, Tatipatta, Tatipikalawan, Tatuhey, Taulany, Tauran, Tauatanasse, Tawaerubun, Tayalla, Tayl, Tebiary, Tefara, Tehuayo, Tehubijuluw (baca:Tehubiyulu) , Tehupeiory, Tehupelasury, Tehusiarana, Tehupuring, Tehusyarana, Tehuwayo, Teis, Telapary, Teky, Telepary, Teliaur, Telsuera, Temmar, Tenine, ten Cate, ten Have, Telussa, Tenlima, Tengens, Teniwut, Tentua, Tepal, Terinate, Teriraun, Terling, Terlir, Terloit, Termas, Termature, Terry, Terseman, Tertimelay, Tertroman, Terwielsa, Teslatu, Tesno, Tetelay, Tetelepta, Teterissa, Tethool, Tetikay, Tetlageni, Tetrapoik, Tety, Tevtuar, Tharob, The, Thebez, Thecher, Thedy, Theis, Thelessy, Themin, Thenager, Thenu, Theny, Theodorusz, Theofilla, Theorupu, Theovilus, Thernando, Theruty, Thesman, Thetius, Theuw, Thiemailattu, Thienus, Thiesman, Thinar, Thio, Thiosubu, Thiotansen, Thobias, Thomas, Thorion, Thovian, Thto, Thung, Thyssen, Tjuparia, Tiahahu, Tianotak, Tibalea, Tibalimeten, Tielman, Tifof, Tigele, Tildjuir, Timahery, Timisela, Timotius, Tilukay, Tiotor, Tipalameten, Tipialy, Tipuria, Tirel, Tisera, Tistor, Titariuw, Titasen, Titawanno, Tiwery, Titahena, Titaheru, Titaley, Titapasanea, Titarsole, Titarsoley, Titasomi, Titawananno, Titiheru, Titirlobyloby, Titus, Tiven, Tiwery, Tjialfa, Tlingkery, Tobelo, Toberwaer, Toeparia, Toffoletti, Toffy, Tohatta, Toisuta, Tokan, Toker, Tokjaur, Tomadina, Tomagola, Tomahu, Tomahua, Tomaluweng, Tomasila, Tomasoa, Tomasouw, Tomasowa, Tomatala, Tomaula, Tomhissa, Tomia, Tomio, Tomoria, Tomyar, Tong-Hio, Tonikoe, Tonrate, Tooren, Toppora, Topurlay, Topurtawy, Toras, Toressy, Torlain, Tormyar, Torry,Tortet Tosane, Tosil, Tound, Tousalwa, Touwe, Towait, Trando, Tromlakor, Tromlay, Trona, Ttehelu, Tuahattu, Tuahuns, Tuatfaru, Tubalawony, Tuahuns, Tuakora, Tualena, Tualeka, Tuanahu, Tuanahumury atau Nahumury, Tuanani, Tuanakotta, Tuankotta, Tuanaya, Tuanger, Tuapattinaya, Tuapetel, Tuarita, Tuarissa, Tuasikal, Tuasaija dari Nunusaku atau Saija (baca:Saiya), Tuasamu, Tuasalamony, Tuasella, Tuasinay atau Sinay, Tuasuun, Tuatanassy, Tubalawony, Tuharea, Tuhalauruw, Tuhehaij, Tuhilatu,Tuhulele,Tuhuleruw, Tuhumena, Tuhumuri atau Tuhumury, Tuhuteru, Tuhusula, Tukyaur, Tulalesia atau Tulalessy, Tulaseket, Tuluheru, Tumansery, Tumober, Tumury, Tunjanan, Tunyluhulima, Tupalessy, Tupamahu, Tupan, Tupanno, Tupancuri, Tupanwael, Tupasouw, Tupawael, Tupenalay, Tuquiha, Turben, Turgey, Turmua, Turubasa, Turuy, Turukay, Tusmain, Tuther, Tutkey, Tutuarima, Tutuhatunewa, Tutuiha, Tutupary, Tutupohu, Tutupoly, Tuval, Tuwanakotta, Tuwatanassy, Turkey, Tusyek, Tuurfon, Tyssenraad, „“


Ubleeuw, Ubra, Ubvan, Udigary, Udinera, Ukru, Uktolseya, Uktosya, Ulate, Ulahaiyanan, Ulorlo, Ulter, Uluputty, Umagaf, Umasugi, Umhersuny, Unarapal, Unatenina, Unemlora, Unenor, Uneputty, Unilefta, Uniplaita, Unitly, Uniwaly, Unkelefta, Unmehopa, Unola, Unsia, Untajana, Untarolla, Unwakoly, Uperessy, Upessy, Ur, Urath, Uray, Urayawa, Urbayani, Urbansini, Urdjel, Urel, Uren, Urilal, Urlyoly, Ursepuny, Ursia, Uruilal, Urutmaan, Usemahu, Usman, Usmalay, Usmani atau Usmany, Uspessy, Uspitany, Usvinip, Utanno, Uwella, Uwen, Uvuuratuw, Uze,


Valmores, van Afflen, van Amstel, Vanath, van Belouw, van Bergen, van Bokhove, van Bussel, van Capelle, van Caspel, van Delsen, van de Haare, van den Berg, van der End, van der Kloor, van der Meer, van der Muur, van der Sluis, van der Weden, van der Zee, van Deuw, van Diest, van Dijk (atau van Dyk), van Doorn, van Driel, van Enst, van Etesz, van Exel, van Gils, van Hallen, van Harling, van Hoek, van Hoogmoed, van Houten, van Irsel, van Joost, van Leun, van Motman, van Nieuwenhuizen, Vanon, van Puffelen, van Ringen, van Room, van Saker, van Strijland, van Suiker, van Sukker, van Surker, Vavuu, Veerman, Veenendaal, Verhagen, Versteegh, Vetegh, Victor, Vidlela, Vidor, Vijsel, Vinola, Visser, Vollebregt, Voly, von Bulow, von Emster, Voriume, Vorst, Vorth, Vovo, Vriese, Vun


Waäel, Waasar, Waas, Wa'atwahan, Waber, Waelaruno, Waifly, Wailenzun, Wakang, Walagwaor, Wally, Wamona, Wangarwy, Wantaar, Warella, Wariunsora, Wacanno, Wael, Waeleruny, Waeperang, Waerisal, Wailissa, Wails, Wailussy, Wairatta, Waisapy, Waisahalong, Wakan, Walaia, Wales, Walsen, Walten, Wamesse, Wance, Wanne, Waplau, Waplaw, Warbal atau Warbala, Warbel, Warella, Waricey, Warkey, Warkor, Wasia, Watliter, Watloly, Watmanlussy, Watmersan, Watrimny, Watsira, Wattiheluw, Wattilete, Wattimanela, Watimena, Wattimena, Wattimury, Waulath, Wayerjuari, Weber, Wedilen, Wee, Weeflaar, Weheb, Wehfany, Welary, Welafubun, Weler, Wellem, Wellyken, Wemay, Wemaf, Wenehen, Wenger, Wenno, Wenus, Weridite, Werinussa, Wesplat, Wessy, Wetamsair, Wewra, Wewza, Wifly, Wilfred, Willys, Wilyams, Wlena, Woersok, Woesing, Wohel, Woherhair, Wohir, Wokamauw, Woley, Wolff, Wolontery, Wompers, Wonatha, Wonhery, Wonley, Wonmaly, Wonsera, Wontopur, Woolf, Woriun, Wotheisen, Wothouzen,Wuarmanuk, Wuisan, Wuarlijma, Wuctres, Wurletta, Wuters


Xamson, Xaverius (atau Zaverius)


Yaban, Yabar, Yabarmasse, Yempormase, Yafur, Yahawadan, Yakob, Yaky, Yalmav, Yambreswav, Yamla'ay, Yamrat, Yamvav, Yani, Yantel, Yanuby, Yanwarin, Yaranmassa, Yarin, Yauply, Yauris, Yebassy, Yehelissa, Yehubebyanan, Yehuda, Yemnifan, Yenussy, Yerigair, Yerwuan, Yesaya, Yesayas, Yeuyanan, Yeviwra, Ynawarin, Yoel, Yohanes, Yohanis, Yokohael, Yoktery, Yolmen, Yonenain, Yongnaim, Yoor, Yoram, Yordan, Yoris, Yoseph, Yosieto, Yousaf, Yulianus, Yunus, Yusak, Yusuf,


Zainilessy, Zacharias, Zacheus, Zalkheus, Zamon, Zaverius, Zein, Zet, Zijlstra, Zoin, Zue, Zuley,

SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH

Banyak orang Kristen yang terkejut, seks adalah ide Tuhan! “laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka… Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.… Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”

Tuhan menciptakan pria dan wanita dengan perbedaan fisik yang saling melengkapi, dan dia menyatakan itu baik. Dia menyatakan bahwa suami dan istri menjadi “satu daging,” menunjuk pada persatuan seks. Seks bagian dari rencana Tuhan dalam ras manusia.

Sayangnya, kehidupan seks banyak pasangan Kristen tidak indah. Sebaliknya sumber ketidakpuasan dan pertengkaran. Selama pertunangan pasangan sangat menantikan pernikahan, berpikir mereka akan melegakan frustrasi seksual mereka dan hasilnya didalam surga. Bulan madu menghancurkan ilusi itu. Minggu pertama krisis diikuti oleh lebih banyak lagi. Akhirnya mereka memutuskan bahwa penyesuaian seksual yang baik tidak datang secara alami—itu perlu waktu dan usaha dan tidak egois.

Satu kejatuhan adalah praktek seks sebelum dan diluar pernikahan. Hampir semua hal yang baik bisa disalah gunakan. Makanan baik, tapi terlalu banyak atau salah makan bisa menyebabkan penyakit. Api itu berguna, tapi saat disalahgunakan akan membawa kehancuran dan kematian. Tuhan berkata bahwa seks dalam ikatan perkawinan itu indah dan diberkati, tapi diluar batasan ini adalah kotor, jijik, buruk, dan berdosa. Seks sebelum dan diluar nikah bisa menjadi penghalang besar bagi kepuasan kehidupan seks dalam pernikahan.

Seks seperti rencana Tuhan tidak hanya ekspresi kebutuhan. Itu merupakan pemberian tubuh kita untuk menyatakan perasaan terdalam kasih yang ada didalam kita, dan itu dihasilkan dalam orang yang kita kasihi.
Jangan kita menjadi orang yang hanya mencari kepuasan dengan menjadikan segala sesuatu itu untuk diperbolehkan.
Segal sesuatu sudah dijadikan seturut dengan kehendak-Nya dan semuanya itu baik adanya. jangan kita kotori semuanya itu dengan perbuatan kita yang melanggar dosa.

Selasa, 24 Agustus 2010

CINTA

Cinta adalah sesuatu hal yang sulit kita tebak karena terkadang cinta dapat membuat kita sakit dan dapat membuat kita melupakan segalanya cintapun dan memberikan kegembiraan,dan yang paling utama bagi kita, cinta dapat memberi kesejukan,karena cinta tak dapat kita sentuh tapi hanya bisa kita rasakan dalam hati dan jiwa kita,seperti embun yang datang dipagi hari dan hembusan angin yang membuat kita sejuk tapi tak dapat kita sentuh.cintailah cinta dengan cinta karna cinta adalah anugrah namun derita-nya tiada akhir,

Cintailah seseorang seperti angin jangan pernah mencintai seseorang seperti bunga, karna bunga akan gugur di kala musim berganti,tp angin tidak akan berubah, angin akan berhembus setiap saat walau musim berganti.

Kita tau karna waktu ada cinta tanpa adanya waktu mungkin tak pernah bertemu dan benci nantinya, cuma waktu yang bisa membantu cinta karena hanya waktulah yang dapat membalas cinta dan hanya waktulah yang bisa menjawab cinta maka jangan pernah sia-siakan cinta dikala ada waktu yang mendukungnya.

CINTAILAH DENGAN SEPENUH HATI.....BIARKAN WAKTU YANG MEMBENTUK SUATU HUBUNGAN YANG SEMAKIN MATANG.

Kamis, 12 Agustus 2010

TERSENYUMLAH

Senyuman adalah sesuatu yang terindah bagi siapa saja yang mendapatkannya, karena senyum merupakan ekspresi dari hati atas kesenangan atau kegembiraan yang dirasakan sang pemilik senyum itu sendiri, akan tetapi terkadang sulit bagi kita untuk berbagi senyuman kepada orang yang tidak kita sukai, meskipun kita paksakan untuk tersenyum tapi biasanya orang akan berkomentar kok senyumnya kecut sih, tapi setidaknya ketika kita terseyum meskipun kecut kita telah bisa berbuat yang terbaik untuk diri kita sendiri dengan cara membuang energi negatif yang sedang menaungi perasaan pada waktu itu.

Meskipun kita sedang menghadapi masalah seberat apapun dalam hidup ini, dengan sebuah senyuman dan keyakinan akan bisa mengurangi beban dalam pikiran atau perasaan kita, Semua orang punya masalah tapi cara penyelesaiannya yang berbeda tentunya hasilnya pun akan berbeda . Seberat apapun masalah dalam hidup ini apabila kita hadapi dengan senyuman secara psikologis beban itu telah terkurangi.

Jangan tersenyum hanya karena terpaksa, karena dengan begitu arti senyum itu tidak akan tersampaikan dengan sepenuhnya.

Berikan senyum yang paling indah yang kamu miliki agar dengan senyum itu orang lain bisa terberkati dan orang lain yang melihat senyum itu bisa menjadi senang dan tersenyum juga.


INDAH PADA WAKTUNYA

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.(Pengkhotbah 3:11).

Itulah Allah yang tidak pernah dapat kita selami sampai kedalam pikiran-Nya yang begitu sungguh luar biasa bagi kita umat mausia. sungguh mulia dan ajaib segala yang telah dipersiapkan untuk kita mulai dari saat kita lahir ke dunia sampai pada saat kita kembali ke tempat darimana kita berasal.

Terkadang ketika kita berada dalam masalah yang membuat kita menjadi down, kita sering berpikir bahwa Tuhan tidak pernah ada untuk membantu kita supaya bisa keluar dari segala kesulitan yang kita hadapi. Padahal sebenarnya kita tidak sadar bahwa Tuhan itu selalu dan selalu ada menyertai kehidupan kita. Bahkan sampai pada hembusan nafas kita, Tuhan juga yang mengatur. Bukan berarti Tuhan tidak ingin agar kita diberikan jalan keluar akan segala masalah yang kita hadapi, tetapi melalui semuanya ini, Tuhan ingin agar kita bisa belajar untuk menghadapi masalah yang sedang kita alami dan terlebih dari itu kita bisa selalu bersandar dan berharap hanya kepada-Nya.

Dia telah menyediakan segalanya dalam kehidupan kita. Dia telah mengatur segalanya sedemikian rupa untuk kita. jangan pernah kita berpikiran bahwa Tuhan tidak pernah memperhatikan kita selama kita menjalani hidup ini, karena mata Tuhan selalu tertuju pada diri kita dan rencana dan rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera. Segala yang telah dilakukan Tuhan pasti akan INDAH PADA WAKTUNYA


BERSERAH BUKAN PASRAH

Permasalahan hidup semakin rumit dan komplek terkadang membuat sebagian dari kita putus asa dan cenderung pasrah kepada nasib yang sedang menimpa, meskipun kita semua tahu bahwa tidak ada masalah serius yang tidak ada jalan keluarnya kalau kita mau berusaha, tapi kebanyakan orang kurang sabar dan terburu-buru ingin segera keluar dari permasalahan hidup yang sedang terjadi akibatnya mengambil jalan pintas yang berakibat fatal dengan tidak tercapainya tujuan atau malah cenderung pasrah pada nasib.

Berserah dan pasrah kalau dilihat hampir mempunyai kemiripan akan tetapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda, sikap berserah diri adalah sebuah sikap yang menyerahkan segala sesuatu kepada sang pencipta setelah seseorang melakukan perjuangan atau berusaha secara maksimal karena sadar sebagai hamba tidak pernah akan bisa menentukan hasil dari aktifitas pekerjaannya hasil yang menentukan adalah Sang pencipta, tetapi tidak lepas dari kerja keras manusia. Sedangkan pasrah adalah sebuah sikap atau perbuatan dengan balutan putus asa sehingga ada kecenderungan berserah total pada apa yang akan dia terima tanpa berusaha memperjuangkannya.

Sebagai Manusia kita bebas memilih dari kedua sikap tersebut, tapi alangkah baiknya kalau kita menjatuhkan pilihan kita kepada sikap berserah diri bukan pasrah, sekali lagi tidak ada Masalah yang berat yang tidak ada jalan keluarnya ketika kita mauberusaha bekerja keras untuk menyelesaikannya.

LAKUKAN APA YANG MENJADI BAGIAN KITA.....SELEBIHNYA DARI ITU, SERAHKAN KEPADA TUHAN DAN BERSERAHLAH SELALU KEPADA-NYA.

SEGALANYA TIDAKLAH GAMPANG

sebagai manusia, terkadang kita selalu mampu untuk mengeluarkan pendapat tetapi sulit untuk kita bertindak seperti apa yang dikatakan. sama halnya dengan saat kita dihadapkan oleh subuah pilihan yang harus kita buat untuk sebuah kebaikan. mungkin saat kita tidak berada dalam posisi yang seperti ini, kita berpikiran bahwa hal ini tidaklah sulit. semuanya itu akan berubah ketika kita berada dalam posisi terebut.
menentukan pilihan yang mambuat semua orang tidak terkena dampak keputusan yang kita buat juga merupakan satu hal yang cukup berat untuk diputuskan. ketika kita sudah siap untuk memutuskan, maka kita juga sudah harus siap untuk menerima segala resiko yang akan kita jalani dengan keputusan yang kita buat.
mungkin kita menganggap hal ini sesuatu yang begitu mudah, akan tetapi jangan sekali-kali kita menggap bahwa kita bisa melakukan segalanya. kita harus sadar bahwa kita adalah mahkluk yang terbatas dengan segala apa yang telah kita miliki.
keputusan yang terbaik akan membuahkan hasil yang baik. oleh sebab itu, jangan salah dalam menentukan keputusan yang kita buat.

Kebajikan Dimulai dari Diri Sendiri

Saat ditanya oleh siswanya, "Bagaimana seseorang bisa mengembangkan karakter moral yang baik ? "Konfusius menjawab "Kebajikan dimulai dari diri sendiri." Ketika seseorang mulai menekankan pada pengembangan moral, itu adalah awal kebajikan dan kebijaksanaan seseorang. Keindahan hakiki adalah saat seseorang memperkaya karakter moralnya, dan manifestasinya adalah kebaikan dan ketulusan. Perbedaan antara orang bajik dan penjahat tergantung apakah ia memupuk karakter moralnya atau tidak. Berikut ini adalah tiga cerita pada kultivasi karakter moral seseorang.

Orang Bijaksana Mampu Menyebarkan Kebajikan di Mana-mana

Dahulu kala, Para petani di Gunung Li menyerang perbatasan suatu lahan pertanian milik orang lain. Shun, salah satu dari nenek moyang budaya Tiongkok, pergi ke kaki Gunung Li untuk bertani. Setelah satu tahun, insiden seperti itu tidak terjadi lagi. Di waktu lain, para nelayan di tepi Sungai Kuning saling bersaing untuk pembagian wilayah sungai. Shun pergi ke sana untuk menjadi nelayan. Setahun kemudian, para nelayan belajar menghormati orang yang lebih tua. Di Daerah Yi bagian Timur, pembuat keramik sering menghasilkan produk-produk berkualitas rendah. Shun pergi ke sana untuk menjadi pembuat keramik. Setahun kemudian, keramik yang dihasilkan di daerah itu memiliki kualitas yang baik. Konfusius memuji, "Pertanian, perikanan, dan pembuat keramik diatur oleh Shun. Shun pergi ke tempat-tempat itu untuk mengajar orang-orang pertanian, menangkap ikan, dan memproduksi keramik. Shun menyentuh hati rakyat dengan kejujuran, kepercayaan, baik hati, dan perilaku berbudi. Orang-orang bersedia belajar dari dia. Ini adalah bagaimana seorang bijak mencerahkan orang. Seorang bijak mengajarkan kebajikan melalui tindakan-tindakannya. "

Ketat Terhadap Diri Sendiri, Namun Toleransi kepada Orang Lain

Selama Musim Semi dan Gugur, dan Negara dalam Periode Perang, Penguasa Jin menyerang Penguasa Chu. Meskipun tentara Chu mundur sembilan puluh li (satuan jarak Tiongkok), pasukan Jin terus melanjutkan serangan mereka. Pejabat tinggi Chu memohon kepada Raja Chu, "Mohon untuk kita membuat serangan balasan". Raja Zhuang dari Chu menjawab, "Ketika Raja sebelumnya memerintah, Jin tidak menyerang. bagaimanpun, sekarang Jin menyerang kita selama aku berkuasa di Chu. Ini salahku. Jika saya perintahkan untuk serangan balasan ke Jin, pejabat tinggi Chu akan dipermalukan dan sakit hati. Bagaimana aku bisa membiarkan itu terjadi?

"Para pejabat tinggi menjawab," Ketika Raja sebelumnya disini, Jin tidak menyerang Chu. Namun, sekarang kita adalah pejabat tinggi, Jin menyerang kita. Ini adalah kesalahan kita. Harap kaisar mengizinkan untuk membalas serangan mereka. " Raja Zhuang dari Chu menundukkan kepala dan menangis tersedu-sedu untuk sementara waktu. Kemudian dia bangkit dan memberi sikap hormat kepada masing-masing pejabat tinggi.

Setelah mendengar apa yang terjadi di Chu, orang – orang Jin berkata, "Raja Chu dan pejabat tingginya semua bisa mengakui kesalahan mereka, dan Raja Chu rendah hati dan sopan kepada para pejabat tinggi. Jelas mereka semua bersatu, dan pasukan mereka berada dalam kondisi prima. Oleh karena itu, kami mungkin tidak dapat menaklukkan Chu. "Akibatnya, pasukan Jin mundur dalam semalam dan kembali ke Jin.

Konfusius memberi ulasan mengenai insiden ini, "Dengan beberapa kata, Raja Zhuang Chu mampu menahan pasukan musuh di teluk. Karena Raja dan pejabat pemerintah menempatkan pentingnya kultivasi karakter moral mereka, bangsa hidup dalam damai. Hal ini tidak mengherankan bahwa negara Chu akhirnya menjadi negara yang kuat. Prinsip ini dinyatakan dalam sebuah puisi dari Puisi Klasik - 'Dengan memperlakukan semua orang walau yang dekat ataupun jauh dengan toleransi dan kerendahan hati, bangsa akan stabil '. "

Ketika orang bijak bertemu situasi apa pun, terutama selama dalam kesulitan, ia harus mengingatkan diri dengan kebenaran dan ketat terhadp diri sendiri. Di permukaan tampak dia memelihara prinsip-prinsip kebenaran, tetapi kenyataannya ia menjaga hatinya sendiri dan nalurinya. Dia harus selalu ingat untuk melaksanakan tugasnya dengan tenang dan hati damai , bersikap tegas dengan dirinya sendiri, tetapi memperlakukan orang lain dengan toleransi, dan memperlakukan semua makhluk dengan belas kasih.

Pada suatu kesempatan, murid-murid Konfusius sedang mengadakan diskusi. Beberapa siswa berbicara tidak tenang, menggunakan bahasa yang keras dan ekspresi wajah dramatis. Zi Zhang berkata, "Ketika membahas suatu masalah, Konfusius memberi sebuah contoh. Ketika guru kita berbicara, dia berbicara perlahan, lembut, dan tegas. Sikapnya tegas dan hormat. Dia mendengarkan dengan tenang sampai ia mengerti apa yang orang katakan, kemudian ia mengungkapkan pendapatnya dengan hati-hati dan tenang. Dia menempatkan dirinya dalam diri orang lain, dan sederhana dan sopan. Pemikirannya sangat baik dan menyesuaikan dengan etika sosial yang ditetapkan.

Dia berwawasan luas dan toleran terhadap orang lain. Karena dia mempraktekkan apa yang ia ajarkan, dia mampu menyebarkan pemikirannya mengenai moralitas dan keadilan. Ketika membahas sebuah masalah, orang-orang yang moralnya rendah cenderung banyak komentar dan sombong, dan suka membahas kesalahan orang lain. Ketika mereka berbicara, mereka sering menatap dan melemparkan kata-kata dengan cepat dan fasih. Mereka berbicara dengan emosi dan tidak rasional, dan sikap mereka adalah keras kepala. Ini bukan cara bicara seorang yang berbudi luhur. Kita harus belajar dari Konfusius. "

Zi Xia bertanya pada Konfusius, "Apakah orang berbudi luhur dinilai dari kata-katanya?" Konfusius menjawab, "Seorang berbudi luhur memiliki tingkat rasionalitas tinggi. Orang yang memiliki pengetahuan luas tetapi tidak memahami alasan di baliknya tidak dapat memenuhi standar orang berbudi luhur yang mencari pengetahuan sejati. meskipun kata-katanya bijaksana dan berlimpah, mereka masih tidak dapat membuat orang mendengarkan. Seseorang dengan nilai-nilai moral yang tinggi harus menghormati orang lain; ini adalah cara untuk menjaga moralitas tinggi. Seseorang yang memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan harus berpikiran terbuka dan rendah hati; ini cara untuk menjaga kecerdasan dan kebijaksanaan. Seseorang dengan pengetahuan luas perlu untuk mengingatkan diri pada kurangnya pengetahuan; ini adalah cara untuk menjaga jati dirinya. Dengan menahan diri, orang selalu menyisakan ruang dalam hatinya.

Tidak Semua Kebaikan Dilakukan Orang Baik

Tidak semua orang yang melakukan hal baik adalah orang baik.
Dan tidak semua orang baik melakukan kebaikan.
Tidak semua kebaikan yang dilakukan adalah hal baik.
Begitupun semua hal baik yang dilakukan belum tentu adalah sebuah kebaikan.

Meskipun semua orang ingin menjadi baik dan mencari kebaikan,
tapi diakui atau tidak diakui, saat ini tidak ada nilai baik yang standar.
Nilai baik selalu dilihat dan dicerminkan berdasarkan apa yang di anggap baik oleh si penilai.
Biasanya berhubungan dengan ketidakmampuan dan harapan si penilai.

Pertanyaannya adalah, mengapa tidak ada nilai standar baik?
Dan jawabannya adalah, karena baik dan tidak baik bukan sesuatu yang bisa dan bukan sesuatu yang harus dinilai oleh orang yang tidak bersangkutan.
Kebaikan pada akhirnya akan mengacu pada ketulusan. Dan saat memahami ini, semua orang pasti setuju bahwa ketulusan hanya bisa diketahui oleh si pelaku itu sendiri.

Dalam kebanyakan hal, kebaikan seharusnya mengacu pada kepentingan orang lain.
Ada orang melakukan kebaikan karena ingin merasa lebih baik dan lebih berguna.
Ada orang melakukan kebaikan karena merasa iba dan merasa lebih.
Ada orang melakukan kebaikan karena merasa tidak tega.
Ada orang melakukan kebaikan karena mencari popularitas dan image.
Ada orang melakukan kebaikan karena kepentingan yang dipolitisir.
Dari alasan yang paling mulia hingga yang paling nista, hampir bisa dikatakan semua kebaikan yang dilakukan adalah demi kepentingan diri sendiri. Kepentingan orang lain hanyalah sebagian kecilnya.

Lantas salahkah sebuah kebaikan? Tidak.
Dengan alasan paling nista sekalipun, sebuah kebaikan tetaplah sebuah kebaikan, meski mungkin bukan hal baik dan tidak dilakukan oleh orang yang baik.
Yang salah adalah apabila kita yang sok menilai baik dan buruknya seseorang.

Percayalah, orang yang paling tidak baik sekalipun, pasti pernah melakukan satu kebaikan.
Maka, silahkan lakukan banyak kebaikan, tapi tak perlu menilai baik dan buruknya orang lain.

Rabu, 28 Juli 2010

KEKUATAN CINTA ABADI - AGAPE"

"Benarkah anggapan bahwa "cinta" merupakan sebuah hasrat yang dipicu oleh suatu perasaan tertarik pada apa yang kita lihat, kita dengar atau kita sentuh?"



Barangkali memang itulah "cinta" yang selama ini banyak kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita dibuat kesal dan marah apabila yang kita "cinta"i tidak memberikan apa yang kita inginkan. Padahal ini bukanlah merupakan "cinta" yang sesungguhnya. "Cinta" semacam ini bukanlah "agape".


"Cinta" yang penuh hasrat, nafsu (birahi), hanya akan membawa kita pada kehancuran akibat hilangnya energi kesucian "cinta". "Cinta" semacam ini yang kita praktekkan, sebaiknya segera kita buang jauh jauh dari jiwa kita.



"CINTA" TANPA PAMRIH - "AGAPE".


"Cinta" merupakan kata yang sudah biasa dibicarakan manusia sejak jaman dahulu kala.... Namun tentang kualitas "cinta", hanya minoritas orang yang mampu untuk mengungkapkannya. Telah berjuta-juta puisi ditulis untuk mengucapkan kata "cinta", namun belum mewakili arti dari "cinta" yang sesungguhnya. "Cinta"


"Agape" adalah kata dalam bahasa Yunani, yang artinya Memberi Tanpa Pamrih. "Cinta" tanpa pamrih itulah "agape". Jenis "cinta" semacam inilah yang abadi dan tidak lekang dimangsa jaman. "Cinta" semacam ini akan tumbuh dan terus tumbuh meski dibenci ataupun dicaci maki.


"Agape" mengajarkan kepada kita sebuah ketulusan dalam menjalin hubungan, memberi tanpa pamrih, penuh kelimpahan dan kasih sayang yang tidak didasarkan oleh apapun, hanya men"cinta"i dengan tulus tanpa berharap apapun. Sulit memang, namun "agape" akan membawa berkah dalam hidup ini.....


"Agape" akan mengantarkan kita pada kebahagiaan yang tidak berbatas, karena mampu memberi dengan tulus. Tidak ada dendam, kebencian ataupun sesal dalam memberi. Hidup akan lebih berenergi dan akan menyebarkan kebaikan pada yang lain tanpa mengharap apapun dari yang kita beri.


"Cinta" tidak berbatas adalah "cinta" yang bersifat total dan konstan terhadap siapapun, tanpa terkecuali. "Cinta" Allah yang tidak berbatas barangkali merupakan kenyataan yang paling mendasar; Sedangkan "cinta""cinta"i dan mengabdikan diri.


"Cinta" yang berada di tingkat tertinggi dan tidak memiliki batasan, tidak pernah menuntut balasan apapun. "Cinta" yang tidak berbatas men"cinta"i dengan cara yang sederhana, atas nama "cinta". Ia tidak peduli dengan apa atau siapa ia men"cinta"i dan tidak mempersoalkan apakah "cinta"nya akan berbalas atau hanya bertepuk sebelah tangan.



"CINTA" SEBAGAI KEKUATAN SUCI.


"Cinta" tidak berbatas dapat dianggap sebagai kekuatan suci karena dapat memberikan jalan yang benar dan bermakna menuju suatu tempat dimana kita mampu melepaskan jubah pertarungan antara diri kita sendiri dan orang lain. Sebuah pertarungan yang seringkali menjadi akar dari segala kekacauan dan penderitaan umat manusia. Hidup ini sebenarnya memiliki keindahan alami yang tidak terbayangkan yang hanya akan bersinar dengan sangat terang saat kita membuang jauh segala pikiran sempit dan prasangka.


Kita barangkali dapat melihat "cinta" dalam perbuatan orang lain saat mereka mengekspresikan energi yang ada dalam diri mereka untuk melayani orang lain. "Cinta" adalah kekuatan tersimpan yang apabila dibiarkan untuk boleh diekspresikan dalam hidup seseorang, maka ia akan dapat merubah disharmoni, menyembuhkan penyakit, merubah kondisi negatif menjadi positif dalam kesatuan yang harmonis. "Cinta" akan selalu membawa dampak positif. ...... Namun jangan mencampuradukkan antara sentimen dan simpati dengan "cinta".


"Cinta"lah yang mendorong kita untuk melakukan segala sesuatu. Aktivitas yang kita lakukan adalah menifestasi dari satu kata ..... "CINTA".


Ketika hati kita dipenuhi oleh "cinta", kita tidak akan bersikap kritis atau mudah tersinggung, namun kita akan menjadi seseorang yang sangat menarik dan menyenangkan.


Dengan "cinta" yang tidak bertepi seseorang dapat masuk ke dalam dimensi kesatuan spiritualitas, keseluruhan dan penuh kedewasaan. "Cinta" yang dewasa dapat menjadi jalan dari pengaruh spiritual yang memecah tembok pemisah antara kita dengan yang lain. Spiritualitas "cinta" yang dewasa dapat menyatukan kita lebih dekat dengan Allah SWT dan dengan mereka yang berada di sekitar kita. Sesungguhnya dunia kita akan menjadi tempat yang lebih baik ketika kekuatan "cinta" menggantikan "cinta" akan kekuatan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada kekuatan dalam alam semesta ini yang lebih besar dari pada "cinta", dan tidak ada kegiatan yang lebih penting kecuali men"cinta"i.



MEREALISASIKAN "AGAPE" -- "CINTA" TIDAK BERBATAS.


"Agape" adalah cinta pada sesama, memberi tanpa mengharapkan balasan. Ini adalah "cinta" yang tumbuh ketika kita memberikannya pada orang lain. "Agape" merupakan "cinta" yang tidak egois, memberikan dirinya tanpa mengharapkan balasan apapun.


Jauh lebih penting kita belajar bagaimana memberikan "cinta" dari pada menerimanya. Dunia seisinya bisa saja men"cinta"i kita dan kita masih tetap sedih. Tantangan terbesar bukanlah mendapatkan "cinta" melainkan memberikannya. Dan spirit kita yang diberikan berada di dalamnya.


Meski "cinta" tak berbatas ini mungkin sulit dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya sifatnya sangat sederhana dan biasa, yakni dengan rendah hati membuka diri sekaligus bersikap ramah pada setiap orang dengan tanpa syarat.


Kita sering melihat dengan jelas "cinta" yang tidak berbatas dalam permulaan dan akhir --- Pada kelahiran, kematian dan ketika pertama kali jatuh "cinta". Semua itu adalah waktu kita sedikit di bawah pengaruh pola-pola persepsi yang biasanya dan sudah terkondisikan.


Untuk menjaga hati tetap terbuka bukan berarti kita mengesampingkan semua kehati-hatian.


Ketika kita melakukan "agape", akan menjadi mudah bagi kita untuk men"cinta"i musuh kita, untuk bertoleransi kepada mereka yang menjengkelkan kita, dan untuk menemukan dalam diri setiap orang yang kita temui, sesuatu untuk kita hargai.



PERBEDAAN "CINTA" SUCI DAN "CINTA" MANUSIAWI.


1. "Cinta" suci didasarkan pada kesadaran spiritual akan kesatuan dan keutuhan seluruh umat manusia, sementara itu "cinta" manusiawi sepertinya difokuskan pada kebutuhan dan hasrat individu yang personal.


2. "Cinta" suci menanggapi dengan perasaan, sedangkan "cinta" manusiawi seringkali bergerak dari kekurangan perasaan.


3. "Cinta" suci dapat mengambil inisiatif yang penuh kasih, sedangkan "cinta" manusiawi dapat menjadi agresif ketika menginginkan "cinta" yang lain.


4. "Cinta" suci tidak berbatas dan menghasilkan kesabaran, pemaafan, toleransi, pemberian dan rasa syukur serta do'a; sedangkan "cinta" manusiawi dapat sebaliknya.


5. "Cinta" suci tidak meminta sesuatu dalam berhubungan, tidak mengharap imbalan; sedangkan "cinta"


"Agape" - "cinta" suci menuntut bahwa kita harus memberikan kebebasan kepada prang lain untuk membalas atau tidak membalas terhadap "cinta" kita.


"Cinta" suci dapat menemukan jalan untuk menyesuaikan, menyembuhkan atau memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan atau situasi apapun.


Orang yang menjalankan "agape" menjadi lebih baik setiap waktu. Mereka menjadi baik hati, lebih sabar, lebih toleran dan peka.......


Sesungguhnya Allah men"cinta"i kita, melebihi apapun yang pernah kita bayangkan.......






sendiri sangat sulit didefinisikan. yang lain hanyalah pemahaman singkat manusia dan makhluk fana lainnya. Semua agama di dunia telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara men manusiawi kebanyakan sebaliknya.