Minggu, 09 September 2012


Pertolongan Tuhan Tidak Pernah Terlambat

Sekitar pertengahan tahun 2011 kami membeli rumah, sebelum membeli rumah tersebut kami benar meminta pentunjuk Tuhan kalau memang ini rumah yang berkenan bagi Tuhan, kiranya dipermudah segala urusan pengajuan KPR-nya. Benar saja, kami mendapatkan proses yang sangat mudah. Dan kami berharap rumah kami dijadikan rumah untuk melayangkan doa – doa atau kebaktian.
Pada tanggal 22 Febuari 2012 yang lalu saya di duga kena penyakit GBS (Guillan Barre Syndrom) sejenis penyakit Auto imun dan masih langka. Oleh karena selama 5 hari di RS tidak ada kejelasan penyakit saya ini kami memutuskan untuk melanjutkan pengobatan ke Penang. Dokter telah menyampaikan bahwa apabila inpus dan obat stamina dicabut kemungkinan tubuh saya akan semakin melemah. Jujur saya agak gamang untuk pergi keluar Negeri oleh karena saya belum pernah mengadakan perjalanan Keluar Negeri disamping itu kami itu kami tidak punya tabungan. Karena kami baru saja membeli rumah dan merenovasinya.
Tapi Tuhan mengirimkan tangan penolong melalui sahabat saya bernama Paul. Entah kenapa dia bertanya apakah kamu punya uang untuk dibawa ke  Penang? Saya katakan tidak. Karena selama ini saya merasa sudah cukup aman punya asuransi dan 2 buah Kartu kredit. Dalam pemikiran saya penyakit saya ini bukanlah penyakit serius.
*courtesy of PelitaHidup.com
Lalu teman saya ini mengatakan datang saja kerumah saya sudah siapkan uang sebesar $10,000 dan RM. 10,000. Seketika saya menangis, Tuhan Engkau amat baik. Siapakah saya ini sehingga mendapatkan kemurahan yang luar biasa, sedangkan saya masih sering mengecewakan hati Tuhan?
Sepulang dari rumah sakit kami segera mempersiapkan keberangkatan kami untuk berangkat ke Penang. Tetapi benar dugaan dokter semakin sore semakin melemah kondisi fisik saya.
Saya juga agak heran betapa banyaknya datang pertolongan, baik untuk memastikan keberangkatan kami, mendoakan dan memberikan ucapan selamat jalan. Semakin malam kondisi saya semakin lemah. Lalu salah seorang teman saya mengatakan bahwa perjalanan kami harus langsung tidak boleh transit. Lalu teman saya ini menghubungi Sdr. Paul.
Saya diminta untuk istirahat agar perjalanan kami subuh hari bisa berjalan lancar. Saya mencoba istirahat tetapi kondisi makin drop. Tetapi saya heran tidak lama saya di kamar, suami saya mengatakan bahwa bahwa Paul datang bersama sahabat-sahabat satu gereja.
Paul membujuk saya, agar kami berobat di RSCM saja. Malam itu kami berangkat ke RSCM dan keesokan harinya saya di periksa dan positif kena penyakit GBS.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kemudian dokter mengatakan bahwa kami harus segera mengambil tindakan, karena penyakit saya ini sudah dalam kondisi kritis. Kembali dokter menyampaikan bahwa biaya pengobatannya sangat mahal bernilai ratusan juta dan harus dibayar tunai.
dan mencoba berkonsultasi dengan Saudara Paul. Beliau mengatakan bahwa nanti malam dia akan datang untuk menyelesaikan pembayaran tindakan tersebut. Dia berkata, jangan pikirkan untuk mengembalikan, pikirkan saja untuk sembuh.
*courtesy of PelitaHidup.com
Puji Tuhan saya sudah menjalani plasmapheresis selama 5 kali dan saat ini kondisi sudah dalam keadaan sehat.
Perlu saudara ketahui, setelah kami menjalani perawatan, Dokter mengatakan bahwa sehari lagi saya tidak mendapatkan pertolongan maka jiwa saya tidak akan terselamatkan. Dan setelah mendapatkan konfirmasi dari Penang, Dokter syaraf di sana hanya ada pada hari Kamis. Artinya pengobatannya akan terlambat 4 hari.
Saudara yang kekasih dalam Tuhan, saya merasa sangat tersanjung dengan Mujizat yang Tuhan lakukan bagi hidup saya. Dia memberikan kemudahan bagi saya, sementara saya dalam kondisi tak  punya uang. Perlu diketahui saya di rumah sakit mendapat kelas VIP. Tuhan sediakan semua yang terbaik buat hidup saya, karena saya hanya mengandalkan Tuhan.
Saya selalu memberikan pelayanan buat Tuhan atas kemampuan yang saya miliki. Kemampuan tidak hanya dari materi, tetapi bisa tenaga ataupun pemikiran.
Jangan pernah takut untuk memberi atau melayani kepada Tuhan karena apabila kita sungguh2 melakukannya, setiap persoalan akan dapat kita lalui tanpa hambatan.
Ayat Renungan Mazmur 34:2-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar